Review Singkat Kawasaki Athlete 125

Setelah beberapa bulan lalu (sebelum gw lulus) gw racunin temen gw untuk beli Kawasaki Athlete, akhirnya motor itu sampai juga ketangan dia dan seperti biasa, motor baru kalo punya temen yang rada deket pasti gw minta-minta nyobain, dan sampai beberapa kali coba, bolehlah gw tulis reviewnya disini, mungkin ga seakurat fakta yang aslinya, tapi inilah yang gw rasa.

Ngeliat dari bodi sih keren abis, seperti jiplakan Suzuki Satria F150U (karena sama-sama model “ayam jago”) tapi tentu saja beda. Motor ini sudah menggunakan sistem suspensi monoshock unitrak, dan tangki bensin kan di depan, “jadi kalo ngisi bensin ga perlu turun dari motor, hehehe” kata temen gw. Fitur lainnya adalah stang jepit dan posisinya stangnya memang juga khas, rada dibawah, jadi patut diketahui kalo diajak pergi jauh punggung akan pegal (gw sendiri uda merasakan boncengan dengan temen gw yang gemuk dan hasilnya punggung gw sakit).

Athelete menggunakan velg racing, dan double disc-brake, dalam kondisi gw coba, remnya masih sangat pakem. Serta motor ini memiliki kapasitas mesin 125cc, cukup mumpuni di kota, namun tenaganya tergolong biasa aja. Akselerasi mulus dan cukup baik, malah terbilang tidak terlalu spontan karena karakternya overbore (ganas di putaran atas). Saat gw membonceng penumpang, setelah lewat dari 60 km/h speed sudah susah naiknya. Soal tenaga gw ga bisa bilang banyak karena motor masih dalam kondisi baru dan belum selesai break-in, ditambah minimnya waktu yang bisa gw dapatkan untuk mencoba performanya.

Sungguh sayang motor dengan model yang menurut gw keren performanya sedikit kedodoran. Penambahan kopling tangan mungkin bisa menjadi agenda bagi Kawasaki apabila akan ada major change pada motor ini.

Imbas dari tangki didepan adalah bagasi yang luas! Bagasinya bisa dipake buat nyimpen helm cetok tu kayaknya, cukup lah untuk bawa-bawa makanan dan jas hujan atau bahkan kain lap dan beberapa peralatan kecil. Motor ini anehnya dilengkapi dengan Engine switch, bila diswitch ke off motor tidak akan bisa nyala, fitur yang sama gw temui juga di Honda Tiger serta Kawasaki Ninja 250R.

Yang gw ga suka dari motor ini adalah minimnya indikator bensin. Tanda bensin mau habis adalah hanya berupa 1 lampu. Lampu ini akan menyala apabila bensin tinggal 1 liter. Bisa jadi berbahaya dalam kondisi mepet dana dan mepet waktu. Tapi setidaknya penggunaan bensin bisa dibilang cukup hemat, sekitar 1:40an juga menurut klaim teman gw (ga tau dibawa dalam kondisi apa). Oh ya tangki bensinnya katanya bisa menampung 4 liter lebih.

Tags:

Leave a Reply