Migrasi ke WordPress

Gw migrasikan blog gw dari Drupal ke WordPress.Gw awalnya memilih Drupal karena Drupal adalah sebuah CMS yang fleksibel sehingga bisa dipakai untuk membangun website jenis apapun. Setelah beberapa tahun ini akhirnya gw rasakan bahwa Drupal lebih berat dalam penggunaan resource, maintenance, serta tingkat kemudahan penggunaannya dan gw sendiri yang kerepotan dengan maintenancenya. Di samping itu, CMS sebesar Drupal terlalu mubazir … Continue Reading →


Exams Again

Tinggal 5 hari lagi menuju hari pertama final exams gw untuk semester ini. Dengan alasan yang tak gw ketahui pastinya, ujian gw harinya lompat-lompat. Tidak seperti pada masa diploma atau sekolah dulu dimana ujian itu pasti setiap hari sampai selesai. Ujian pertama gw akan dilaksanakan tanggal 24 April, ujian kedua tanggal 3 May, lalu 7 May dan 10 May. Urutan pelajarannya sebagai berikut: Quantitative Analysis, Financial Market, Business Finance, dan Macroeconomics 2. Oh my God! Quantitative Analysis adalah pelajaran pertama dan itu adalah mata pelajaran yang gw paling tidak bisa.

Buat yang tidak tahu, Quantitative Analysis adalah subject yang mengaplikasikan penggunaan matematika dalam bidang keuangan. Setelah bertahun-tahun sekolah dan mendapat pelajaran mat, akhirnya gw tahu juga apa gunanya topik matematika seperti integral, matriks, fungsi linear, dan segala kalkulus bullshit itu! Ga usah panjang lebar, maknanya adalah gw lemah di mat dan pelajaran ini akan keluar pertama untuk ujian :facepalm:

Gw juga akan kembali ke Jakarta sebentar bulan ini untuk menyelesaikan proses interview pembuatan visa ke Amerika. I’m coming to the States HELL YEA! Selama ini gw hanya pernah melihat beberapa sisi Timur dari dunia ini, dan liburan ini gw akan melihat-lihat sisi Barat dari dunia ini. I’m going to see whether Americans are that obese :D Semoga banyak hal yang menarik yang bisa gw lihat nanti.

Di sisi lain, baby di Indonesia sedang menjalankan Ujian Nasionalnya. Hari ini adalah hari terakhirnya. So baby, good luck for your national exams! Wish you all the best for it and I know you can do it :) Tepatnya semuanya memang baik-baik saja ;) (semoga benar). Wish me luck too baby O:) Continue Reading →


Review AKG Q701

AKG Q701 adalah salah satu headphone flagship dari AKG yang menrupakan penyempurnaan atau penyegaran dari AKG K701/2. Headphone ini dikategorikan dalam Quincy Jones line. AKG berkolaborasi dengan Quincy Jones dalam memproduksi headphone ini. Quincy Jones adalah seorang produser musik legendaris yang mendapatkan sejauh ini mendapatkan 79 nominasi Grammy Award dan memenangkan 27 Grammy Award.


Sisi kanan AKG Q701

Headphone ini gw beli dari sebuah seller di Amazon seharga US$270. Pada saat gw beli, ada seller yang menjualnya di rentang harga $230-250, namun seller tersebut masih baru dan belum memiliki reputasi. Sedangkan sisanya mengharuskan gw untuk memiliki account prime, jadi gw mengambil seller reputasinya bagus namun tanpa harus memiliki account prime.

Sejauh ini, headphone ini sudah gw burn-in selama 130 jam dengan pink noise, film, game, dan musik.

AKG Q701 adalah sebuah semi-open fullsize/circumaural headphone. Headphone dengan design semi-open memiliki kelebihan dalam keakuratan reproduksi suara serta soundstage/imaging yang lebih luas, namun isolasi suara menjadi korban. Sementara fullsize/circumaural berarti bahwa earcup headphone ini akan menutupi seluruh kuping anda.

Saat kondisi masih baru, headband headphone ini terasa ketat dan menekan kepala sehingga kurang nyaman dan dapat membuat kepala gw sakit dalam jangka pemakaian yang lama. Namun seiring pemakaian, headband akan melonggar dan terasa nyaman. Gw secara percaya diri dapat mengatakan selamat tinggal pada sakit kepala yang disebabkan oleh headband.

AKG Q701 adalah sebuah headphone yang berkarakter suara netral, akurat, dan sangat detail. Kebanyakan orang awam/casual listener akan memilih headphone yang berkarakter suara menyenangkan (bass dan treble yang kuat) dan AKG Q701 bukanlah headphone yang berkarakter seperti itu. Pertama kali anda mendengarkan suara headphone ini kemungkinan besar anda tidak akan terkagum-kagum, jadi antara anda akan jatuh cinta oleh karakter suaranya, atau anda akan membencinya. You have been warned.

Saat pertama kali gw mendengarkan koleksi lagu gw dengan headphone ini, gw sangat kaget karena lagu gw benar-benar terdengar tidak bernyawa. Suaranya sangat netral dan kurang greget/kurang tendangan. Gw sempat kecewa dengan suaranya dan hampir berpikir bahwa gw membeli headphone yang salah. Tetapi kenyataannya tidak, gw pada akhirnya jatuh cinta dengan suaranya. Saat headphone ini terpakai selama 25 jam, tendangan bass yang hilang mulai muncul dan musik gw terdengar lebih hidup dibanding saat pertama kali headphone ini gw pakai.

Seperti yang gw bilang, AKG Q701 adalah headphone yang sangat detail. Dengan headphone ini, gw bisa mendengarkan detail-detail yang sebelumnya tidak pernah gw dengar pada musik gw. Gitar bass yang biasanya samar-samar menjadi keluar dan terdengar lebih jelas. Gitar listrik semakin jelas iramanya dan terasa lebih hidup, cymbal dan hi-hat terdengar nyaring dan garing serta vokal serasa lebih berani pada beberapa lagu. Soundstage/imaging pada headphone ini terdengar luas, seakan-akan anda berada di ruangan dimana musisi sedang memainkan musiknya. Semua ini akibat dari respons frekuensi mid-range dan high-range nya yang bagus.

Karena karakternya yang detail, musik yang kualitas suaranya dan masteringnya bagus akan terdengar semakin bagus sementara musik yang kualitas dan masteringnya buruk akan terdengar semakin buruk karena kecacatan produksinya akan terkorek oleh headphone ini. Gw memiliki beberapa lagu yang dulunya terdengar lumayan namun sekarang jadi terdengar buruk karena headphone ini.

Tiada produk tanpa kekurangan, gw akui kekurangan pada headphone ini adalah bass nya yang terasa kurang energetik dan kurang pukulan. Tapi, apabila yang anda dengarkan adalah musik Rock, Metal, Pop, atau Jazz, dimana bass yang menendang tidak begitu diperlukan, headphone ini akan cocok untuk anda. Namun untuk penggemar Hip-Hop atau musik elektronik, anda mungkin harus mencari pilihan lain.


AKG Q701 bersama Fiio E10 DAC+headphone amplifier

Headphone ini juga memerlukan headphone amplifier sehingga apabila anda hanya mencolok headphone ini langsung pada laptop, iPod, HP, atau soundcard onboard anda, anda mungkin akan kecewa karena suaranya yang terdengar lemah.

8/4/2012: Gw sedang dalam proses mengumpulkan uang untuk membeli amplifier yang lebih powerful. Apabila ada perubahan karakter suara akan gw post. Continue Reading →


14/3/2012

Sebentar lagi semester gw akan berakhir! Woohoo! Jadwal ujian sudah keluar dan gw sudah libur semester tanggal 11 May. Namun sebelum gw mencapai tingkat liburan, masih ada 1 MCQ exam, 1 group assignment, dan 4 subjek untuk final exam. Semester kali ini tidak sesantai masa diploma gw. Masa diploma gw hanya ada 6 tugas baik grup ataupun individual sebelum final exam, sedangkan kali ini gw ada 4 kali MCQ exam dan 3 assignment. Mungkin ada baiknya juga ada MCQ test jadi gw ada motivasi untuk belajar sebelum final exam jadi cicilan akhir lebih ringan.

Belakangan ini gw menghabiskan waktu untuk merevisi pelajaran (no shit). Gw terus baca baca baca dan baca namun tidak hafal hafal dan hafal :facepalm: Begitulah cara gw belajar sekarang sudah berubah semenjak semester 3 Diploma, gw lebih memilih membaca dan mengerti suatu topik tanpa menghafal dimana masa SD, SMP, dan SMA gw, gw kadang memlih untuk menghafal karena apa yang keluar semua hafalan dan sistem ulangan per 1 bab membuat menghafal itu memungkinkan… Sekarang ujian per beberapa bab dan tidak mungkin gw menghafal semua satu per satu.

Gw sadari cara belajar dengan mengerti (tanpa menghafal) mungkin adalah yang paling bagus namun dalam eksekusinya gw masih salah besar… Ada beberapa hal yang tetap harus dihafal namun tidak gw hafalkan. Dan dengan mengira menghafal itu tidak perlu gw lebih cenderung skimming materi pelajaran gw, sehingga semua hanya berlalu tanpa tersangkut di otak (terutama untuk topik yang sulit dimengerti).

Lupakan pelajaran sejenak dan bicara ke topik lain…

Kondisi TLC semakin mengerikan. 2 partner gw sudah tidak ada yang membuat komik lagi dan gw sendirian sekarang. Mungkin nama TLC sudah harus diganti dengan nama lain. Memang mungkin sedikit riskan memberi judul komik sesuai nama pengarang. Ambil contoh kartun “Benny & Mice” yang dulu ada di Kompas. Benny berpisah dengan Mice (or the other way around) dan sekarang berganti dengan nama “Mice Cartoon”. Apa TLC akan seperti itu? Lebih baik pikirkan ide buat komik daripada pikirin yang ga jelas ;)

Apa yang gw lakukan akhir-akhir ini kalau gw tidak belajar? Browsing dan dengar lagu atau nonton The Simpson (gw punya seluruh seasonnya :awesome: ). Gw sedang aktif-aktifnya di suatu forum yang secara garis besar membahas tentang headphone. Gw sempat mendaftarkan diri pada November tahun lalu dan baru aktif mulai tahun ini. Awalnya gw hanya meminta saran untuk sebuah headphone dengan budget tertentu. Gw membeli sebuah Superlux HD668B, sebuah headphone yang fantastis secara kualitas dibanding harga. Gw sudah cukup senang selama sekitar 2 bulan.

Para audiphile sukses meracuni gw dengan sebuah DAC/Amplifier, maka gw membeli Fiio E10 dan gw puas selama 2 bulan. Tentu saja gw tidak puas lagi, gw membeli headphone lagi yaitu AKG Q701 dan sekarang gw tinggal menunggu barangnya datang sambil merenungi tabungan gw yang ludes. Gw sudah putuskan bahwa setelah headphone ini, apabila gw sudah tidak puas lagi gw hanya memiliki kesempatan untuk mengupgrade DAC atau Amplifier masing-masing sekali lalu gw akan pergi selamanya dari sana sebelum gw akan jatuh miskin, bangkrut dengan tabungan 0 sen, tidak bisa makan, tidak bisa bayar cicilan, OK STOP! Compulsive spending is never good and I know my limits zzzz

Greed is what fuels the economy after all.

Bokap gw datang sebulan sekali selama 2 bulan terakhir ini. Bulan lalu sekali dan bulan ini sekali, namun gw gak menduga akan ada kunjungan kembali karena hal ini benar-benar dalam kondisi luar biasa. Pertama, ia datang bersama temannya dengan tujuan menemui gw sekaligus menemani temannya belanja. Kedua untuk membeli spare parts untuk motornya. Saat kunjungan pertama, bokap gw pulang terlebih dahulu dan gw ditugaskan membawa temannya jalan-jalan. Sebagai hadiah, gw diperbolehkan memilih headphone/IEM apa saja saat ia sedang membeli aksesoris untuk iPadnya.

Gw tidak salah tulis, benar memang gw diperbolehkan memilih APA SAJA sebagai tanda terima kasih dan traktiran. Pilihan yang sulit, gw tidak mungkin melihat review satu per satu tentang produk di toko itu tapi gut feeling gw mengatakan untuk mengambil Jays t-Jays Two (at least that’s not Beats by Dr. Dre :bigsmile: – hanya orang yang mengerti headphone/IEM yang akan tahu apa yang gw maksud dan kenapa gw sangat tidak mau headphone itu).

More good news! Semester ternyata berakhir lebih cepat sekitar 1 bulan dari bayangan gw. That means I can meet my sweetie faster than I expected, awww yea! Just had my 3 months 2 days ago and I hope that this relationship brings good things towards us. Hang on there baby, I’m coming, just you wait. In the meantime, lets make ourselves busy and distract about how bad we miss each other.

hold me, love me.
I ain’t got nothin’ but love babe,
Eight days a week

The Beatles – Eight Days A Week

Continue Reading →


Clock Work

Hidup terus berjalan meski blog ini terhenti sementara… Ya ampun.. Gw baru sadar hampir sebulan blog ini terbengkalai total. Post terakhir ditulis pada tanggal 4 bulan ini.

Apa yang terjadi selama sebulan ini? Tidak banyak yang menarik. Gw mengikuti acara surprise birthday party pacarnya teman gw pada awal bulan. Pergi makan malam bersama di sebuah restoran Korean BBQ (yang menurut gw sangat tidak enak) dan belum ada apa-apa lagi. Kehidupan 90 persen berputar pada kampus dan rumah.

Yak, kampus dan rumah. Selesai kuliah, gw langsung pulang kerumah dan baca-baca material untuk ujian mid semester yang baru saja gw lalui 2 hari lalu dan kemarin. Hanya 2 pelajaran yang diujikan bulan ini, Financial Market dan Macroeconomic 2. Gw tidak yakin bisa tapi at least okay :) Lalu dilengkapi oleh 2 assignment yang cukup menantang dan 1 tes lagi bulan depan. Disela-sela kesibukan, gw mendapat libur selama seminggu :) Teman gw akan datang untuk bermain dan bokap gw akan datang besok.

Ada satu pelajaran bernama Quantitative Analysis yang merupakan mimpi buruk. Dia seperti gabungan antara Business Statistics + Business Mathematic. 2 pelajaran yang membuat gw “klepek-klepek”. My God… Gw bertemu lagi dengan fungsi linear, matriks, integral, logaritma, dan segala tetek bengek lainnya dari Mat dan Statistik. Untungnya pelajaran ini tidak diujikan di mid-semester. Hanya final exam. Penderitaan masih lama.

Living like a clock work. Getting repetitive and boring. Definitely need to go out, meet people, and hang out more… Also, I’m waiting for June to come. Right now, we’re separated by time and distance, but at least we’re still strong together and I hope we always do. Lots of love for my baby out there. 561 miles is nothing for two souls commited together. Good luck for your exams. Tough days ahead but you’ll make it! Continue Reading →


MG MGA 1600 Roadster Spotted!

Saat gw sedang berada di dalam bis dan mau menuju ke kampus hari Jumat ini, di Jalan Bukit Timah (sebelum Botanic Garden MRT) gw melihat suatu mobil yang gw belom pernah lihat sebelumnya. Mobil berwarna merah berjenis convertible terbuka dua pintu ini menarik perhatian gw karena tampangnya mengingatkan gw pada film-film atau game Mafia yang pernah gw tonton atau mainkan. Mobil tersebut dikendarai oleh seorang bule. Sayangnya gw tidak sempat memotret mobilnya dengan kamera gw karena gw terpesona dengan mobil itu, padahal bis gw sangat berdekatan dengan mobil itu.

Namun gw beruntung karena gw sempat merekam gambaran mobil itu, badge merek dan angka-angka petunjuk tentang mobil itu. Kurang dari 1 menit gw langsung menemukan mobil itu. Dia adalah MGA Roadster 1600 buatan MG Cars, sebuah pabrik mobil dari Inggris.


Gambar diambil dari http://slatford.co.uk/Car%20Pictures%20Pages/MG.htm

Klasik dan cantik tampangnya, benar-benar pas dengan gambaran tentang mobil pada era 1950-1960an. Mesinnya 1600cc dan memiliki tenaga 78 HP. Mungkin cukup powerful pada jamannya mengingat ini adalah tipe sport, namun apabila dilihat dari datanya, mobil ini mungkin hanya sebanding, atau bahkan kalah powerful dengan Toyota Kijang Innova 2.0L bensin. Namun itu hanya perkiraan kasar dari data 0-100 km/h, klaim top speed, serta power to weight ratio. Secara kelas dan prestis? Hanya orang bodoh yang tidak tau :) Continue Reading →


Libur Imlek 2012

Here I am again, Singapore…

Gw ada kembali ke Jakarta selama seminggu untuk merayakan Imlek. Senang bisa berkumpul kembali bersama keluarga, teman-teman, dan tentunya pacar. Seminggu itu benar-benar gw habiskan dengan jalan-jalan setiap hari.

Di hari Senin, gw berpetualang mencari modal ke rumah saudara-saudara gw. Ternyata yang gw dapatkan sudah memenuhi target :bigsmile: Tiket pulang-pergi gw ke Jakarta telah terbayar lunas dan malah ada lebihnya :)

Di hari Selasa, gw pergi bersama teman gw ke Kebon Jeruk untuk membeli keperluan/keinginan kita masing-masing. Josep membeli ban, Ujang membeli helm, sementara gw membeli knalpot bagi Mr. Sting. Pilihan awal adalah NOB1 Titanium, namun sayang barangnya sangat langka, banyak toko-toko yang tidak menjual NOB1. Pada akhirnya gw hanya ketemu NOB1 3BOLD, sebuah knalpot dengan merek dan tipe yang sama seperti yang Jupiter MX gw gunakan. Daripada tidak ada sama sekali, gw beli juga NOB1 3BOLD. Suaranya sungguh mengingatkan gw pada kenangan SMA setelah Ujian Praktek, gw membeli knalpot ini untuk MX gw :’)

Di hari Rabu, gw pergi bersama pacar gw untuk makan makanan Italia di PIK, gw gak bisa lupakan hari itu karena saat gw mau mengantar pacar gw pulang, gw kena tilang oleh rompi kumis buncit korupsi di suatu lampu merah Pluit menuju Duta Mas. Gw sedang bodoh dan gegabah, jadi gw merupakan objek pemerasan yang gampang bagi si kumis bermulut bau itu. Gw kena “damai” dengan harga yang tidak sewajarnya. Maklum gw memang pernah lebih dari sekali ditilang jadi belum tahu ini-itu. Dan by the way, deskripsi gw tentang orang yang menilang gw itu fakta, gw tidak mengada-ngada.

Pada hari Jumat, gw dan teman-teman serta pacar gw diajak untuk makan ke Hanamasa oleh teman gw, Jo. Namun Ujang lebih memilih untuk ke Tony Roma’s yang ujung-ujungnya tidak jadi karena setelah diperiksa harganya diluar perkiraan kita. Maka kita kembali ke rencana awal Jo, Hanamasa :bigsmile: Bukan kita tidak punya uang, hanya tidak rela menghabiskannya dalam sekali makan :p

Dan gw kembali ke Singapur pada hari Minggu pagi. Kembali lagi ke hari-hari kuliah dengan lecture yang membosankan dan kelas-kelas pagi pada beberapa hari. Semenjak gw masuk ke RMIT, gw memiliki kesulitan untuk membuka mata gw waktu pelajaran. Semuanya terasa membosankan dan gw hanya bisa “the f is this” atau “the f is that” selama pelajaran (apabila gw bangun), dan sisanya gw berusaha keras untuk tidak tertidur. Sungguh semester yang gawat… Namun hari ini dapat gw tangkal rasa kantuk gw dengan tidur malam lebih awal serta mencatat terus meski gw tidak tahu apa yang gw catat, at least itu bisa bikin gw tetap sibuk dan tidak mengantuk.

Waiting for 5 months ahead when my exams are over and my sweetheart is coming… Continue Reading →


Kurang Puas Dengan Blackberry

Dulu sebelum Blackberry booming di Indonesia, memilih handphone merupakan urusan kecil. Gw hanya berfokus pada Nokia atau Sony Ericson karena pada waktu itu, 2 HP inilah yang dianggap paling bagus dan terpercaya. Namun gw cenderung memilih ke Nokia karena alasan utamanya adalah OS Symbian yang stabil, cepat, dan mudah digunakan dan mudah di kustomisasi melalui banyaknya theme dan aplikasi. Gw sangat jatuh cinta dengan Symbian sampai-sampai apabila HP itu tidak menggunakan Symbian berarti gw gak akan mau pakai.

Namun segalanya sudah berubah, dengan munculnya Blackberry, hampir seluruh orang Indonesia yang gw kenal menggunakan Blackberry atau ingin membeli Blackberry. Gw pun ikut (terpaksa ikut) kedalam trend Blackberry karena gw kuliah di luar negri. Orang tua gw memerlukan suatu cara untuk menghubungi gw dengan relatif murah. Maka Blackberry adalah solusinya. Dengan sistem koneksinya yang “always on” dan fitur Blackberry Messenger, sebuah aplikasi instant messenger yang selalu aktif (selama menggunakan data plan), gw dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan mereka.

Begitu pula dengan orang-orang lain. Mereka ingin berkomunikasi dengan lebih murah. Anggaplah 1 SMS 160 karakter biayanya Rp. 350. Dengan Blackberry, anda dapat berkomunikasi sepuasnya dengan Blackberry Messenger dengan biaya Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per bulan. Lebih murah, jauh.

Mulai kebawah, tulisan merupakan pengalaman pribadi yang sifatnya SANGAT SUBJEKTIF. Ini adalah OPINI PRIBADI dan mungkin TIDAK BERLAKU/SALAH UNTUK ANDA.

Gw dari Nokia, masih harus membiasakan diri dengan Blackberry dan sudah setahun lebih gw menggunakan Blackberry, gw masih juga tidak puas dengan HP ini. Gw mau mencari HP yang dapat memuaskan gw seperti Nokia gw dulu. Sebagai mantan pengguna Nokia, yang pertama kali gw rasakan dari Blackberry adalah boros baterai. HP ini konstan terhubungkan ke internet sehingga berimbas ke daya tahan baterai. Pada Nokia, rekor pemakaian baterai teririt gw adalah 4 hari setengah (E71), sementara pemakaian biasa berkisar antara 2 hari full atau 3 hari setengah. Pada Blackberry pertama gw (9000/Bold), baterai hanya tahan sehari atau setengah hari. Namun pada Blackberry kedua gw (9780/Onyx 2) jauh lebih baik; dapat bertahan 2 hari setengah dalam mode 2G atau 1 hari setengah dalam mode 3G.

Keluhan gw nomor 2 dari Blackberry adalah OSnya. Blackberry OS memang ditujukan untuk kalangan professional, bukan konsumer. Tidak banyak kesenangan yang bisa didapatkan pada OS ini. Kustomisasi sulit dilakukan karena pilihan aplikasi dan theme sedikit. Kalaupun ada yang gratis biasanya tidak bagus, kalaupun ada yang bagus, bayar (selera pribadi). Developer sepertinya memilih untuk membuat aplikasi/theme mereka untuk OS lain. Mau diakalin dengan bajakanpun juga bajakannya susah dicari, di forum-forum spesialis aplikasi HP kebanyakan untuk Android/Symbian. HP Nokia gw memang mungkin tidak “wah” secara default. Namun dengan aplikasi dan theme yang dapat di download, HP ini dapat memberikan gw bermacam-macam fungsi yang sangat berlimpah, begitu pula dengan Android. Bahkan Nokia N95 butut gw dapat memberikan gw turn-by-turn navigation system secara offline melalui aplikasi Garmin dibandingkan Blackberry 9780 gw yang mengandalkan segalanya online.

OS Blackberry penomorannya lumayan membingungkan menurut gw. Hal ini sangat terasa saat pertama kali gw mau menginstall Hybrid OS. Contoh dari sebuah file OS blackberry sebagai berikut:

Package Version: 6.0.0.2921
Consisting of:
Applications: 6.0.0.666
Software Platform: 6.6.0.241

Saat gw belum mengerti apa-apa, gw kebingungan mana sebenarnya versi OSnya. Untuk menginstall hybrid diperlukan sebuah base OS yang harus COCOK nomornya, dan gw gak tau sama sekali yang mana nomornya. Apakah yang harus cocok itu package version? Apakah applicationnya? Apa software platformnya? Sungguh membingungkan.

Setiap version di klaim oleh para antusias memiliki daya tahan baterai, kemampuan locking signal, tingkat responsifitas dan kelancaran, serta berbagai kelebihan dan kekurangan/bug yang berbeda. Versi terbaru belum tentu terbaik, membuat gw semakin pusing mengupdate OS. Belum lagi setiap carrier memiliki OS resmi yang berbeda-beda kecuali anda akali hingga bisa masuk ke HP anda. Pada OS gw, pilihan “Compose PIN” hilang dari menu dan akan kembali saat gw restart HP gw. Theme custom tidak ada yang berjalan dan sempat membuat rusak theme asli HP gw.

Sepertinya Blackberry OS sangat senang dengan kata “restart”. Hapus aplikasi harus restart, install aplikasi kadang terpaksa restart karena tidak berjalan (contoh Google Maps, sebelum HP gw di restart tidak mau jalan), update software restart, apa-apa restart. Bahkan HP ini harus rajin di restart supaya tetap lancar jalannya. Dan tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk booting HP ini? Hitungan stopwatch gw menunjukkan antara 1 menit 45 detik hingga 2 menit 50 detik. Bahkan katanya ini sudah tergolong cepat. Gw jadi teringat HP Nokia yang pernah gw pakai (N-Gage/6600/N70/E71/N95) gw bisa booting kurang dari 30 detik. Samsung Galaxy Mini gw dapat booting hanya dalam 50 detik bahkan itu tergolong lambat akibat gw install Android 2.3 non resmi, aslinya lebih cepat jauh.

Blackberry juga lambat dibanding Nokia yang pernah gw pakai atau Samsung Galaxy Mini gw. Padahal Blackberry menggunakan processor yang kurang lebih sama dengan Samsung gw (600an MHz) dan antara 2-4x lipat lebih cepat dari processor Nokia lama gw. Lambatnya HP ini sangat terasa pada saat browsing dan mengakses foto-foto yang tersimpan dalam HP dan terasa jauh semakin parah saat menginstall atau menghapus aplikasi. Saking lambatnya hingga layar Blackberry gw hang sebentar (ada gambar jam). Gw masih ingat dulu dengan Nokia gw, gw lancar-lancar saja SMSan atau melakukan hal lain sambil menginstall aplikasi. Bahkan untuk sedikit menghabiskan waktu luang dan mendapatkan kinerja dan pengalaman yang lebih baik, gw sudah juga mencoba untuk meng-update OS gw, bahkan hingga menginstall Hybrid OS pada Blackberry gw. Tidak banyak perubahan yang dapat gw rasakan. Sedikit membaik tapi tetap tidak memuaskan.

Belum lagi Blackberry tidak dapat menggunakan koneksi internet GPRS biasa, harus tersubskripsi dengan data plan spesial karena sistemnya untuk mengakses internet beda dengan HP biasa. Memang lebih aman karena data terenkripsi semua, namun gw tidak membutuhkan ini karena gw hanya “consumer”. Tanpa data plan dan/atau Blackberry Messenger, Blackberry adalah sebuah HP biasa yang tidak akan dilirik konsumen.

Ada 2 pilihan lain yang sedang booming juga di Indonesia, Android dan iPhone. Keduanya mendapatkan kesan positif dari para penggunanya, gw pun mau mencoba, siapa tahu antara kedua itu dapat memuaskan gw. Karena iPhone harganya kurang terjangkau oleh gw dan kurang dapat di kustomisasi sampai ke tahap OS (kecuali jailbreak), gw tidak memilih iPhone dan gw membeli Samsung Galaxy Mini.

Galaxy Mini adalah HP kecil yang sangat menarik, tepatnya OS Androidnya yang sangat menarik. Gw berhasil mengembalikan kenangan masa SMP-SMA gw dimana gw banyak membongkar OS dan menginstall aplikasi untuk mengcustom HP gw. Bahkan HP ini telah gw modif dengan kernel yang siap di overclock dan OS yang lebih baru dari resminya. Namun masih ada yang kurang memuaskan gw, yaitu spesifikasinya. Jeleknya HP yang berOS Android adalah terlalu banyak pilihan, jadi aplikasi bisa saja tidak kompatibel dengan HP A atau B karena spek atau OSnya tidak kompatibel. Memilih HP menjadi susah. Selain itu absennya keyboard fisik pada kebanyakan HP Android membuat mengetik dan mengerjakan beberapa pekerjaan menjadi lebih lama. Terutama tombol-tombol krusial seperti angkat dan tutup telepon, mode seleksi, dan navigasi.

Gw sungguh berharap untuk lepas dari Blackberry, sebab hanya push mail dan Blackberry Messenger yang membuat gw merasa “fine” menggunakan HP ini. Namun popularitasnya yang sangat kuat di Indonesia membuat gw terpaksa harus menggunakan HP ini juga sampai ada pergeseran trend handphone. Hampir semua orang memilih untuk menghubungi dan dihubungi melalui Blackberry Messenger sehingga seakan gw tidak memiliki pilihan lain selain ikut. Memang ada aplikasi penghubung antar beberapa HP seperti Whatsapp atau PingChat. Namun tidak semua orang punya, mau, dan bisa (buat yang gaptek) menambahkan aplikasi tersebut pada handphonenya.

Menurut gw HP killer itu adalah HP yang memiliki fitur konektivitas dan messaging seperti Blackberry, dapat di kustomisasi seperti Android atau Symbian dan memiliki reabilitas seperti Nokia Symbian. But it’s too good to be true, isn’t it? Continue Reading →


13/1/2012

“You may now use the designatory title, Dip MS after your name”.

Itu penggalan dari surat yang dikirimkan oleh kampus gw 3 hari yang lalu (menurut tanggal surat). Gw telah lulus Diploma dan sudah bisa menggunakan gelar Dip MS setelah nama gw. Hmmm, Ivan Toar Dip MS. Sedikit aneh tapi tidak buruk juga untuk gelar pertama :)

Tanggal 9 Januari ini gw sudah masuk kuliah lagi memulai semester 6. Mulai sekarang, satu semester gw benar-benar durasinya 6 bulan, bukan 3 bulan seperti waktu Diploma kemarin. Masih ada 3 semester lagi atau 1 1/2 tahun hingga gw lulus Degree (S1).

Kelas gw jauh lebih besar daripada sebelumnya karena merupakan gabungan dari seluruh angkatan gw yang mendaftar dan diterima pada jurusan yang sama. Setiap subject juga memiliki 2 dosen, dosen lokal dan dosen bule dari kampus pusat di Australia. Pengalaman gw dengan dosen bule dari Perancis yang gw dapatkan kemaren tidak begitu positif. Tidak ada break ataupun kalau ada breaknya sangat singkat sekali. Kita harus menahan lapar selama 3 jam di kelas siang. Dia juga pronunciationnya kurang jelas karena mungkin dia beraksen Perancis. Untuk pertama kalinya gw lebih memilih dosen lokal (Singaporean) daripada dosen Bule.

Yang gw gak suka dari program ini yaitu slide dan notes harus kita print sendiri dari website kampus. Banyak sekali material yang harus gw print sendiri, dan tentunya memakan biaya juga. Belum lagi kalau tidak punya printer harus mengantri dengan mahasiswa lainnya yang mau ngeprint slides dan notes juga, jadi makan waktu juga. Selain apabila antara hari Senin-Jumat tidak ada pelajaran, gw harus tetap datang ke kampus untuk absensi. Sungguh menyebalkan, tapi enaknya sekarang Sabtu libur :p arty: Gw bisa menikmati malam yang panjang setiap hari Jumat.

Here goes my Degree years…. and also my long distance relationship with my sweetheart… Continue Reading →


Just Some Two Strokes…

Mungkin ini salah satunya mengapa sampai sekarang pencinta kendaraan bermesin 2 tak masih tetap ada. Gw akui bahwa lengkingan garing dari 2 tak beda sensasinya dan tidak bisa dikalahkan mesin 4 tak.

Bahkan mobil ada juga…

Gw sendiri bukan pencinta 2 tak, hanya suka dengar suaranya saja. Continue Reading →