Call of Duty: Black Ops Review (SP Only)

Ah, Call of Duty kembali dirilis dengan judul Black Ops, tapi dengan developer yang berbeda, dimana sebelumnya Infinity Wards, sekarang menjadi Treyarch (developer ini yang membuat Call of Duty World at War).

Apa yang berubah dalam hal Singleplayer gameplay? Tidak ada.

Ya, tidak ada! Memang menyedihkan, Call of Duty semenjak Modern Warfare semuanya terasa sama buat gw (it is subjective, right?). Rasanya gw hanya memainkan game yang sama dengan perubahan senjata, lokasi, dan cerita. Nothing is really authentic, really…

Then, is it a bad game? Not really. It’s great but it is boring. Oh dan bug pada AI juga cukup mengganggu. Pada scripted event, AI kadang suka macet. Gw beberapa kali harus bunuh diri buat mengulang suatu checkpoint karena teammate gw ngehang. Dia jadi stoner retard, padahal harusnya dia membuka pintu dan lead seluruh team termasuk gw untuk breaching suatu ruangan. Sadly, gak ada option buat restart checkpoint. Adanya hanya restart whole level. So, I recommend you to keep one grenade to suicide in case your teammate is bugging.

Masih seputar AI, enemy AI masih saja tolol dalam hal menembak. Masalah ini sudah ada sejak Call of Duty Modern Warfare. Pada difficulty Easy dan Normal, AI sangat tolol dalam menembak, ditambah health kita banyak sekali, sedangkan saat kita main pada level Hard, game jadi tiba-tiba berkali-kali lipat lebih susah, dan pada mode Veteran, game serasa nyaris impossible buat ditamatkan. Gw gak bisa mendapatkan difficulty yang “pas” untuk gw mainkan, yaitu susah tapi tidak terlalu susah. Adanya hanya laughable and fucking frustrating.

Cheer up, it’s not all about the bad thing. Graphic lebih bagus sedikit dibanding game sebelumnya, dan game ini menjadi lebih gory which is nice for me because it adds realism. Paling tidak sekarang beberapa mayat bisa ditembak, instead of transparent ragdoll seperti di previous game. Call of Duty : Black Ops juga menjadi lebih cinematik thanks to slow-motion effect, dan first person cutscene tetap dipakai dalam game ini dan jumlahnya menjadi lebih banyak.


Did I say better effects?


Death slow-mo. Take that Charlie!


Selamat tidur Charlie :)


Gore – Something which is not exist in previous Call of Duty

How about story? Kita berperan sebagai Alex Mason si delusional Ops yang sedang di interogasi, dan kita akan bermain pada flashback-flashback yang dia alami. This guy surely has a lot of experience. Kita akan bermain di berbagai lokasi seperti Vietnam, Russia, Laos, Shanghai, dan lain-lain. In a nutshell, the story is better. In fact, gw bermain karena ingin melihat ceritanya. I am not interested at the gameplay, It’s boring and nothing is new.


Mason in interrogation.


Rooftop fight in Shanghai

Yang lucunya, curse word sekarang di sensor pada subtitle. Sekarang coba pikir mana yang lebih parah: Sebuah kata F**K pada subtitle atau cutscene menggorok leher orang dengan pisau? You answer… Continue Reading →


Left 4 Dead – The Sacrifice

Don’t forget, you can click on the picture to view them in full size

The Sacrifice adalah update baru untuk Left 4 Dead dan Left 4 Dead 2 yang baru dirilis 5 Oktober 2010 (waktu developer). Seperti yang gw udah cerita sebelumnya, The Sacrifice bercerita tentang perjalanan para karakter L4D1 selepas semua campaign L4D1, pada episode ini kita akan tahu mengapa Bill tiada di episode The Passing.


It’s L4D2 with L4D1’s character

Campaign The Sacrifice pada L4D2 terdiri dari 3 map, Docks, Barge, dan Port. Gw gak akan banyak mengulas tentang map satu per satu, yang pasti pada campaign ini, kita bermain sebagai karakter original L4D1, yaitu Bill, Zoey, Louis, dan Francis, namun menggunakan senjata dari L4D2.


We got to play with the original character


Soon, it’s going to be L3D


At the docks

Ada mode crescendo baru, seperti pada level Docks, kita harus membuka pintu kontainer yang berisi tank, dan jangan lupa, crescendo event = zombies! Jadi kalian akan melawan tank ditengah serbuan horde. Pada level terakhir, ada mode finale baru. Yaitu kita harus menyalakan generator untuk mengangkat sebuah jembatan. Yap, mungkin terkesan biasa dan sudah pernah kalian alami pada Crash Course, tapi kali ini gak cuman satu generator, ada 3!


Be ready to fight the tank. Quite descriptive

Setelah menyalakan generator, seperti biasa, zombies berdatangan, dan juga Mr. Big, A.K.A. tank. 3 generator means three or more waves of zombie and three tank. Setelah generator nyala semua, jembatan bisa dinaikkan dan survivor selamat. That’s all? Nope, continue reading… Saat jembatan dinaikkan, tiba-tiba saja generator mati. Dan salah satu dari survivor harus berkorban untuk turun dari jembatan dan menyalakan generator, sayang sekali nasib sang korban tidaklah baik, ia harus mati demi 3 orang temannya.

Buat yang demen style main “play to get something”, ada 5 achievement baru.


Completed all? Here is 5 more

Dan sebagai tambahan, Valve mem-port No Mercy ke L4D2! Tapi menurut gw gak ada spesialnya sama sekali, malah jadi berasa aneh. But slashing zombies in No Mercy is not a problem. Map finale dibuat sama seperti versus mode.


Slashing zombies in No Mercy apartments? Why not?


No more comfort

Continue Reading →


Left 4 Dead and Left 4 Dead 2 DLC : “The Sacrifice”

I was in joy reading this on the first time.

Valve akan mengeluarkan DLC baru yang awalnya hanya eksklusif untuk Left 4 Dead 1, namun akhirnya dikeluarkan juga untuk Left 4 Dead 2.

The Sacrifice akan bercerita lebih lanjut tentang kematian Bill. Jadi diperkirakan waktu campaign ini adalah antara tamat Left 4 Dead dan The Passing dari Left 4 Dead 2. Lebih lanjut, map Mercy Hospital akan di port ke Left 4 Dead 2. Kalian dapat bermain di No Mercy dengan melee dan inventory serta senjata baru yang ada di L4D2, serta tidak ketinggalan special infected yang khusus di Left 4 Dead 2! Wuih coba bayangkan rooftop finale dengan charger dan spitter, apa kita masih bisa santai camping di pojokan dan berdiri di ujung atap? Lihat saja nanti 8)

The Sacrifice akan terdiri dari 3 map, yang kata Valve pastinya lebih panjang dari Crash Course serta memiliki banyak hunter leap point, tidak ketinggalan ada crescendo/finale jenis baru, apakah itu? Gw belom tahu seperti apa itu. Serta ada beberapa improvement untuk Left 4 Dead 1 yang diambil berdasarkan Left 4 Dead 2.

Oh ya, kali ini Valve akan mengikuti gaya publikasi yang sudah mereka terapkan pada Team Fortress 2, akan ada Left 4 Dead comic! Isunya akan menjelaskan tentang asal mula para survivor Left 4 Dead 1.

After reading this, I am afraid that it will break the Left 4 Dead I love, but still… can’t wait for it. Continue Reading →


Review Kane & Lynch 2 : Dog Days

We WERE team, were…

Sekilas ceritanya

Merupakan lanjutan dari Kane and Lynch : Dead Men, Lynch si kriminal botak berkacamata yang psikopat akhirnya menetap di Shanghai dan memiliki pacar (atau istri ya?), I never thought that he is an AZN lover, dan Kane akan mengunjungi Shanghai untuk melakukan deal.

Jangan baca kebawah apabila ingin melihat ceritanya sendiri, SPOILER!!!

Namun seperti biasa semua tidak ada yang berjalan lancar gara-gara mereka berdua membunuh putri dari Shangsi, seorang yang sangat berkuasa di Shanghai. Partner bisnis Kane mengetahui bahwa mereka telah bermasalah dengan Shangsi, maka partner itu juga akan membunuh Kane serta Lynch untuk mencari aman dengan Shangsi. Deal batal, mereka berdua harus mencari cara untuk keluar dari Shanghai.

Graphics

Di presentasikan seolah-olah sebuah video. Banyak efek kamera, dan seakan-akan bahwa kita adalah seorang kameramen yang sedang merekam Lynch. Saat Lynch berlari, kita akan seperti ikut berlari memegang kamera, bergoyang-goyang dan kadang malah bikin pusing. Grafisnya cukup bagus tapi tidak spesial. Mungkin unik adalah kata yang cocok buat menggambarkannya.

Loading = Buffering = Video!

Untungnya kalo kalian merasa pusing dengan goyangan kamera, bisa dimatikan, tapi sayang untuk efek kamera dan goyangan waktu cutscene tidak bisa dihilangkan.

Efek video. Memperindah ato memperjelek gambar?

Untuk menambah kesan video, game ini akan menggunakan sensor mozaik untuk beberapa bagian tertentu. Seperti musuh yang kita headshot dengan senjata berat, adegan kekerasan, wanita bugil (yahhh), dan bahkan saat Kane and Lynch disiksa tanpa pakaian (phew, siapa mau liat om om jelek bugil).

I expected gore but…


Is that Jesus tortured? Thanks censorship, I don’t wanna see naked old faggots

Sound

Menurut gw voice acting di game ini oke. Terkesan sesuai dengan keadaan para karakter. Mulai dari merintih kesakitan, berbicara dengan karakter lain. Suara senjata dan ledakan oke, bising dan keren, serta suara-suara enviroment seperti sirene, suara radio dan lainnya juga oke.

Gameplay

Dalam adegan action, ditambahkan sistem cover seperti game third person modern lainnya. Interactive enviroment seperti cover yang bisa hancur (hanya beberapa), dan ada barang seperti tabung gas yang bisa diambil, dilempar dan ditembak supaya meledak dan cukup efektif untuk melawan serbuan musuh.

Jujur saat bermain Kane and Lynch 2 ini gw sedikit frustrasi. Dalam adegan menembak, Lynch seperti orang yang tidak bisa mengontrol senjata, recoil parah sekali. Awalnya gw sangat kesusahan untuk mengenai target, untungnya ada indikator kecil apabila kita mengenai musuh, jadi setidaknya dibalik tembakan Lynch yang sangat sampah, gw bisa tahu bahwa gw masih bisa mengenai target. Hal ini bisa diwajari, tidak semua orang jago menembak, oke lah, tapi musuhnya menembak seperti tentara perang! Kemanapun kita berada mereka pasti menembak kita dengan SANGAT akurat. Bahkan kadang gw udah masuk ke cover, dengan celah yang SANGAT tipis mereka selalu mengenai gw dengan celah itu dan akhirnya gw mati sendiri. Sungguh kejam dunia game ini :~ Parahnya ditambah saat karakter kita itu kuatnya seperti manusia robot, ditembak ga mati-mati, udah jatoh masih aja bisa merangkak ke cover secara instan. Summary : bad recoil + insane health + insane enemy = FAIL?

Hit indicator in action

Senjata beragam, dari pistol yang anehnya sangat efektif dalam hal akurasi, auto-pistol yang bisa menyerbu musuh dengan sangat cepat tapi akurasinya memble BANGET (bayangkan kadang 1 magazin bisa tidak cukup untuk 1 musuh), dan assault rifle, rifle, shotgun, sniper yang tidak bisa dipake scopenya (WTF?) dan machine gun. Ya kalian bisa lihat sendiri.

Sniper rifle + scope but you can’t use the scope = IMPOTENT

Mode single player cepat sekali tamat, gw bisa tamatin dalam waktu sehari kalo gw main terus. Untuk itu diberikan mode game lain. Arcade yang bernama Fragile Alliance, dimana kita setim dengan perampok yang tidak dapat dipercaya untuk merampok uang. Kita atau teman kita, atau bahkan tim kita bisa berkhianat atau kita yang berkhianat. Membunuh tim sendiri untuk uang. Atau mode multiplayernya yang gw belom coba.
Continue Reading →


Gold Medal, finally

Woohoo, akhirnya setelah bosan dengan Left 4 Dead 2, gw kembali main Left 4 Dead 1 dan diantara temen-temen gw, tambahlah satu orang pemain, si Keynan dengan handler “Sulianto Taurat”. Sekitar jam 11 gw main survival dan inilah hasil kerja kita.

Continue Reading →


Review Objektif Left 4 Dead 2

Akhirnya gw berkesempatan bermain Left 4 Dead 2 secara multiplayer di satu server publik, gw akan mereview singkat tentang game ini per point.

Gameplay

Tetap berkutat pada kill everything that moves except your teammate. Pemain Left 4 Dead 1 ga akan repot menyesuaikan cara bermainnya, kecuali kali ini horde jauh lebih banyak dan special infected sering sekali muncul dibanding pendahulunya. Terkadang gw ga bisa menikmati game karena serbuan horde ga memberi gw waktu untuk istirahat dan melihat keindahan map. Tapi disini kita ga cuma menunggu zombie datang saat crescendo, melainkan kita sendiri harus bergerak, misalnya saja saat kita masuk suatu ruangan, kita diminta untuk mematikan alarm di seberang agar horde berhenti datang, ga seperti Left 4 Dead 1 yang hanya membiarkan kita ngendok. Ada lagi rescue yang mengharuskan kita lari menyusuri jembatan atau mencari bensin untuk mengisi tanki mobil. Penambahan senjata baru seperti 3 shotgun baru, 2 assault rifle baru, 1 handgun baru, 1 explosive baru, dan berbagai melee seperti baseball bat, crowbar, katana (wooo ninja!), chainsaw, dll. Di samping itu, campaign menjadi lebih dynamic, setiap campaign tidak hanya berubah mapnya aja, tapi gameplay bisa berubah-berubah dikit. Namun ini juga tidak begitu memuaskan karena gameplay tidak berubah jauh dari pendahulunya, hanya sebagai penyempurnaan.

Rating : 8.5/10

Graphics

Grafik di Left 4 Dead 2 sebenarnya mirip-mirip dengan Left 4 Dead pertama, namun lebih baik meskipun pada setting yang sama. HDR lebih kental dalam game ini karena campaign yang kita mainkan itu tidak hanya pada malam hari, sekarang ada campaign siang yang lebih menunjukkan kemampuan developer merender grafik. Efek-efek seperti api, hujan, badai, ledakan, dan bahkan darah serta gore lebih terlihat baik. Left 4 Dead 2 memang bukan yang terbaik dalam grafik, tapi sudah cukup untuk memuaskan mata.

Rating : 9/10

Sound

Sepanjang game, kuping kalian tidak akan pernah sepi. Dari suara dengusan pada infected yang sedang idle, atmosfir lingkungan, musik-musik yang menandakan datangnya infected, special infected, dan yang lainnya salah satu nilai tambah pada game. Sedangkan suara senjata bisa dibilang cukup saja. Kelemahan dari sisi sound terdapat pada dialog karakter yang terkesan datar dan monoton. Left 4 Dead 1 menang dalam segi weapon sound, dialog, dan hampir semuanya di sisi suara.

Rating : 8/10 Continue Reading →


L4D2’ed Myself

Gw sudah menginstall dan menyebarkan Left 4 Dead 2 yang gw download ke temen-temen gw, termasuk orang yang itu karena dia sudah mau main sama gw :) tapi gw belom sekalipun mencoba multiplayernya. Yang gw rasakan pada Single Player cuma bunuh-bunuhan biasa dengan zombie yang jauh lebih banyak, bahkan 1 level (bukan campaign!) itu zombienya bisa sebanyak 1 campaign di level Left 4 Dead pertama dengan perkiraan 1 campaign tanpa restart kurang lebih 700 zombies dan sebanyak itu harus gw hadapi dalam 1 level. Alhasil gw ga bisa enjoy gamenya karena sibuk banget ngurusin zombie yang ga pernah abis.

Dan masih soal MX, dari hari Rabu gw pergi terus, dari rumah ke sekolah, pulang, ke rumah Triaman, pergi ke Duta Mas, ke rumah Triaman lagi, pulang dan gw harus cabut lagi ke rumah temen deket sekolah Dharma Jaya. Pada hari itu gw baru isi bensin, 2 liter full tank, dan besoknya gw cuma pergi ke sekolah dan les. Pulang les gw uda ngeliat indikator bensin tinggal setengah. Buset ternyata boros banget, apalagi di hari Rabu itu gw ngebut terus (>60 kmh) karena kebetulan perjalanan jauh dan kondisi jalan memungkinkan. Kelihatannya besok atau lusa gw uda harus isi bensin lagi. Gw ga mau macem-macem karena MX ini (tepatnya hampir semua MX) idikator bensinnya ngaco, sekali ngurang drastis. Continue Reading →


Left 4 Dead 2 – Maybe It’s Time For a Change

Setelah berkutat dengan Left 4 Dead pertama dan terus menunggu versi standalone dari Left 4 Dead 2, akhirnya penantian gw sudah berakhir. Tahap menanti sudah selesai, sekarang masuk ke tahap downloading. Server pun juga sudah tidak perlu dipusingkan, udah ada server Indogamersnya Left 4 Dead 2 meski belom sebanyak yang pertama portnya.

Dibekali dengan downloader, downloading Left 4 Dead 2 pun juga tinggal tunggu. I’ll go test it if it is finished and spread the word to my friends. Oh ya, gw ga akan bagi installer ini ke 1 orang teman gw yang katanya “ya wis , g gk bakal ngajak / diajak maen lagi” yang dikirim melalui MSN pada tanggal 06/12/2009 dan jam 9:58:54 PM. Dia pun juga uda ga mau maen toh? Continue Reading →


Video Card upgrade November 2009

Akhir tahun, dimana game-game bagus mulai keluar dan tahun baru menanti, tentunya dengan game-game baru juga yang akan rilis. Sebut aja Call Of Duty Modern Warfare 2, Borderland, dan bahkan tahun depan akan ada Max Payne 3, Mafia 2, 2 days to Vegas, dan lain-lain, gw cuma bisa berikan sebagian, dan tentunya PC kalian harus sudah kuat untuk mengimbangi requirement dari game baru toh? Mungkin dengan game sekarang kalian masih bermain dengan setting low sampai medium, atau bahkan ga bisa main? Salah satu upaya yang dapat kalian lakukan yaitu dengan upgrade Video Card.

Sebelum mulai, tolong perhatikan guide ini diperuntukan bagi yang PCnya masih lumayan up to date, karena itu sedikit gw akan berikan self-check list bagi kalian sebelum mengikuti guide ini. Mengabaikan requirement ini akan menghasilkan upgrade yang bisa terbilang tidak maksimal atau sia-sia karena akan terjadi bottleneck.

  • Processor saya Core 2 Duo atau processor lain yang setara, atau lebih tinggi.
  • Saya memiliki RAM paling sedikit 1 GB, 2 GB recommended.
  • Power Supply saya sekecil-kecilnya 500 watts (pure power) atau lebih.
  • Hardware pilihan untuk November 2009 adalah :

    Radeon HD 4890 (kisaran 2.3 – 2.8 juta)
    Gw sangat menyarankan Radeon 4890 karena dengan harga segini kalian akan mendapat price-per-performance yang terbaik diantara VGA lain. Kuat menghandle game-game up to date sampai resolusi 1920 x 1200 (sekitar monitor 24 inch).

    Nvidia GeForce GTX 260 (kisaran 1.7 – 2.5 juta)
    Buat yang memilih Nvidia, GTX 260 akan menjadi pilihan terbaik antara keseimbangan harga dan performa. Memang kalian mungkin tahu GeForce memiliki seri GTX 275, 285, dan 295 yang jauh lebih kuat dari 260 atau Radeon 4890 yang diatas tadi, tapi kita masih mementingkan sisi price-per-performace, yaitu biaya berbanding harga. Gw merasa GTX 275 dan keatasnya terlalu masih terlalu mahal.

    Sementara untuk yang ga bisa meluangkan uang segitu banyaknya, atau tidak mau bermain di resolusi extra tinggi (dibawah 1680 x 1050) dan detail-detail gila, masih ada alternatif lain, yaitu

    Radeon HD 4850 (kisaran 1.2 – 1.6 juta)
    Untuk level dibawah 4890 dan 4870 yang masih mahal, kita ada 4850. Sebuah 4850 akan memuaskan kalian di resolusi medium, anggaplah 1024 x 768 sampai 1280 x 1024 atau bahkan bisa lebih, namun tetap tidak dengan setting high semua. Kartu ini diperkirakan dapat bertahan sekitar 1 sampai 3 tahun mendatang.

    Gw benar-benar ga menyarankan untuk membeli VGA dibawahnya lagi. Mungkin GeForce 9800, Radeon HD 4770 memang menggiurkan, tapi mending beli sedikit mahal dan invest ke tahun-tahun berikutnya. Atau yang uangya berlebih dan sabar menunggu, lihatlah jajaran Nvidia card seri 300 dan Radeon seri 5000. Continue Reading →


Screenshot Demo L4D2

Screenshot berkurang kualitasnya karena diturunkan dari resolusi asli dan di save menggunakan compression JPG 80%

Ah ya, seperti biasa, awal mulai game ditawarkan 2 senjata awal, yaitu Chrome Shotgun (beda damage dengan pump shotgun) dan Uzi, namun waktu gw main ini ada handgun langsung! Jadi bisa akimbo, wow I got Glock at my left-hand and Sig P220 at my right hand! Ah, peluru shotgun berkurang drastis jadi cuma 60.

Dengan shotgun dan dual-handguns, gw siap menembak zombie! Hehehe.

Hmm, alarmed car, wandering witch dan boomer.

Baru jalan bentar, uda ada eye candy depan mata. New weapon! A silenced Mac-10. Sayangnya ga beda jauh sama Uzi. Namun lebih lemah sedikit namun lebih akurat (ga kebalik ya?)

Another new weapon, bile bomb! Lemparkan untuk mengalihkan perhatian horde. Hmm, mirip pipe bomb tapi ga berdamage.

Uh oh! The spitter. Si cewe jelek yang nembakin acid. Dia bikin kita susah ngendok. Acid yang dia tembakkan ke lantai akan berbekas sebentar dan saat acid masi ada di lantai, HP akan berkurang kalo kita injak acidnya.

Damn, no more pills! We got adrenaline anyway :)

Gw kaget tiba-tiba temen gw mental, taunya ada charger. Half-mutant antara horde biasa dengan tank. Istilahnya tank setengah jadi. HPnya masih kecil banget, berapa kali tembak juga tumbang. I’m holding a new weapon anyway, FN SCAR!

From Soviet, with passion. Molotov! “Time to start some fires.” (Quoted from Zoey, L4D)

Wussy is coming back!

Riot zombie. Dia immune dengan tembakan peluru biasa, harus ditembak pake exploding bullets atau incendiary bullets. Sayangnya gw ga punya, jadi di shove aja juga bisa, atau tembak punggungnya.

Setelah gw shove, gw tembak dia di punggung. Wow, lebih dahsyat dibanding L4D dulu. Who’s tough now!!? Me!

Lalu gw sampe di suatu karavan, setelah gw masuk kesana, alarm tidak akan berhenti. Gw harus berjuang melawan zombie yang endless dan matikan alarm di tower. Sesampai diatas, gw menemukan HK G3, autosniper yang ada di game Counter-Strike. Louis must be proud of me!

It’s the forever annoying tank and a nigger Rochelle is in trouble!

Ooo.. You ain’t so tough! LOL perlu ga si melet-melet gitu?

Setelah lama tidak berjumpa, ketemu juga dengan smoker! Rindu gw sama lu.

Safe house level 2 di campaign “The Parish”. AK-47 dan SPAS 12 Auto-Shotgun. Setelah gw tutup pintu, demo selesai. Continue Reading →