Review Pomade: Dixie Peach

Peringatan

Apabila ditengah-tengah atau selesai membaca ada pertanyaan, silahkan buka post Pomade FAQ (klik sini) apabila ada pertanyaan karena pertanyaan yang paling sering ditanya sudah dijawab disana. Gw tidak akan menjawab pertanyaan yang sama atau yang jawabannya sudah ada. Be smart, read carefully!

Pendahuluan

Setelah membalas komentar-komentar yang masuk setelah lama sekali gw tinggalkan blog ini, akhirnya gw memiliki kesempatan untuk menulis sebuah review lagi. Gw belakangan (dan kedepannya juga) sedang secara ekstensif mengerjakan sesuatu, dan karena waktu luang gw sudah tidak sebanyak dulu, gw sudah jarang sekali menulis review.

Pomade yang kali ini akan gw review adalah sebuah pomade yang sangat populer di era 1960an. Rumor beredar, ini adalah salah satu pomade yang sering digunakan oleh Elvis Presley, namun gw tidak tahu soal kebenarannya. Versi resep asli pomade ini sudah di stop produksi bertahun-tahun lalu sehingga membuat produk ini menjadi barang semi-antik dan mulai langka. Sudah semakin susah mencari stok “baru” dari pomade ini, kalaupun baru, umurnya sudah lumayan. Gw dengar-dengar perusahaan atau resepnya dijual ke orang lain, dan diproduksi lagi dengan resep berbeda dan kemasan berbeda oleh sebuah perusahaan di Jamaica.

Nama pomade ini adalah Dixie Peach dan karena statusnya yang sudah menjadi barang semi-langka, ini adalah pomade termahal yang pernah gw beli. Diluar kesibukan gw, tetap gw sempatkan dan paksakan untuk review pomade ini untuk berbagi pengalaman dengan anda apakah pomade ini termasuk yang layak beli dan pakai atau hanya layak koleksi saja; seperti apa yang ada di pikiran gw pertama kali. Beli semata-mata untuk koleksi.

Penampilan

IMG_20151004_214046

Pomade ini dikemas dalam jar plastik Polystyrene dan memiliki berat bersih sebanyak 113 gram (4 oz). Secara departemen estitika, pomade ini tidak memiliki kelebihan apapun. Jujur saja. Tampangnya seperti produk generik dari farmasi. Tapi melihat sejarahnya, memang Dixie Peach adalah sebuah produk mainstream yang sangat populer, posisinya bukan sebagai produk mewah atau khusus etnis (CMIIW) sehingga design yang generic adalah sebuah keputusan yang logis. Skema warnanya juga sangat jadul era 1960an, biru kehijauan (teal). Ada lengkungan yang di style dengan warna putih lalu ditengah berwarna kuning serta. Tiada grafis pada label produk ini, semua teks.

IMG_20151007_094006

Labelling yang sangat simple dan to the point. Tertulis besar DIXIE PEACH POMADE, lalu ada tulisan kecil merah diatasnya “Enriched with Lanolin” serta dibawahnya “concentrated conditioner & hair dress”. Sisanya teks detail berupa alamat pabrik, komposisi, berat bersih, dan barcode. Saat gw buka tutupnya, terlihat pomade super berminyak berwarna putih kekuningan. Tidak jelas apakah produk ini aslinya putih namun menguning karena usia, atau warnanya memang seperti itu. Sebab gw sendiri tidak tahu kapan punya gw ini diproduksi.

 

Wangi

Gw membaca sebuah review yang berkata bahwa pomade ini wangi buah peach, tapi di hidung gw wangi pomade ini sama sekali tidak mirip buah peach. Wanginya lebih floral seperti Murray’s Hair Glo. Tapi lagi-lagi gw tidak bisa komentar banyak mengingat umurnya yang sudah tidak diketahui. Pada kondisi ini gw bersyukur karena pomade ini wanginya tidak busuk/expired dan masih wangi bunga. Wanginya lebih menyengat dibanding Hair Glo, namun akan hilang beberapa jam setelah pemakaian.

Aplikasi

Teksturnya sangat lembut dengan konsistensi yang tidak padat. Pomade ini seperti versi lebih lightnya Tres Flores namun lebih padat daripada Hair Glo dan Dax H&T Awesome Shine. Sangat mudah untuk diaplikasikan dan diratakan seperti layaknya sebuah pomade light. Kilau yang diberikan sangat bagus dan tidak menurun sepanjang hari. Beberapa pomade light kilaunya berkurang seiringnya waktu saat ia sudah mulai mengering, namun pomade ini tetap basah dan berkilau seharian pada ruangan tidak ber-AC.

_20151007_095621

Splitnya cukup parah karena ketinggian yang dipaksakan.

IMG_20151007_095259

Pada hari pertama gw gunakan 3 1/2 colek dan bisa mendapatkan hasil yang cukup bagus. Rambut samping nurut saat disisir kebelakang, poni dapat tersisir tinggi, namun karena gw paksakan membentuk ketinggian ada split parah yang menandakan bahwa kelengketannya kurang untuk membentuk sisiran setinggi itu pada rambut gw. Hasil sisiran ini bertahan kira-kira 4-6 jam dari pemakaian, mengingat aktifitas gw seharian bukan pada ruang ber-AC. Pada saat itu rambut bagian tengah dan poni sudah mulai split (lepas dari garis sisiran), serta rambut yang agak bandel di bagian samping sudah mulai turun kena kuping. Saat disentuh rambut sudah tidak terasa basah lagi, lebih ke terasa seperti pomadenya menyerap ke rambut atau sudah mengering. Pantas saja holdnya dan kelengketannya sudah berkurang jauh. Di wetcomb pun tidak awet lagi. Gw sudah ingin cepat-cepat keramas.

IMG_20151008_092335 IMG_20151008_092448

Build up hari pertama setelah keramas terasa sedikit. Kemungkinan 2-3 kali keramas sudah hilang total. Pada hari kedua gw gunakan lebih banyak yaitu 4 colek. Hasil kali ini lebih bagus karena hasil sisiran bisa terbentuk lebih tinggi dan lebih rapat pada bagian poni saat awal pemakaian, tapi tetap saja bagian tengah tidak dapat gw bentuk terlalu rapat tanpa penyisiran berulang-ulang dan hati-hati. Masalah pada hari pertama muncul lagi setelah sudah agak lama dipakai. Holdnya terasa turun dan saat gw sentuh rambut terasa agak mengering. Seperti kekentalan dan kebasahannya menghilang dan menjadi minyak tipis di rambut. Holdnya sudah tidak bisa diandalkan lagi lewat dari tengah hari. Mungkin memang pomade ini kurang cocok digunakan pada iklim lembab dan panas, seminimalnya harus pada ruang ber-AC.

Pada hari-hari berikutnya gw sudah stop memonitor progress pomade ini di rambut, namun gw ingat gw ada gunakan sekali cukup banyak, sekitar 4-5 pada malam hari, diluar jam kerja disaat gw mau keluar bertemu client dan belanja keperluan rumah, holdnya tidak seburuk pada saat gw siang hari dan pada ruang non-AC. Lalu weekend gw juga sempat pakai sekali dimana gw bertransportasi menggunakan mobil pribadi (ber-AC serta seharian keluar masuk outdoor/ruang-AC dengan porsi ruangan berAC nyaris seluruh waktu. Gw tetap mengalami hal yang sama soal pengeringan dan kehilangan tekstur kentalnya, tapi holdnya bertahan jauh lebih baik dibanding saat gw kerja di ruang non-AC. Akhirnya gw putuskan pomade ini hanya untuk pajangan atau mentok-mentok sebagai pencampur pomade heavy atau saat iseng mau pakai saat weekend.

Penutup

Apakah pomade ini layak untuk dibeli? Mungkin… Apabila anda seorang kolektor dan menginginkan produk yang akan menjadi barang antik. Apabila anda semata-mata hanya ingin membeli pomade yang bagus dan enak dipakai, masih banyak pomade light lain yang dapat anda pertimbangkan. Gw suka kilaunya yang bertahan seharian. Namun dalam kondisi pemakaian seperti gw, pomade ini terlalu cepat kehilangan kelengketan dan holdnya sehingga membuat gw kurang nyaman saat berkerja di ruangan non AC. Apalagi kalau kegiatan anda banyak di ruangan lembab atau outdoor, pasti semakin parah.

Categories: Pomade

Leave a Reply