OnePlus One!

So, untuk tahun baru ini gw membeli HP baru. Setelah 2 tahun full menggunakan Nexus 4 (which I love very much), gw sudah merelakan pindah ke OnePlus One. Biasanya gw bukan typical yang sering ganti-ganti HP kalau gw tidak perlu-perlu amat, namun HP yang kali ini adalah sesuatu yang berbeda dan unik.

Saat gw bercerita ke orang-orang atau mereka menanyakan HP apa yang gw beli, rata-rata kaum awam atau yang tidak terlalu enthusiast dengan Android akan cuman “What?”. So let me tell you, OnePlus One adalah sebuah handphone yang memiliki tagline “Flagship Killer”, yaitu diartikan sebagai “pembunuh flagship (produk andalan suatu company)”. Tagline ini dibuat nyata dengan membuat handphone dengan spek sangat tinggi dengan harga yang sangat rendah. Spek dan harga bisa anda lihat disini

Well, sudah bukan rahasia lagi bahwa biaya produksi perangkat rata-rata murah. Yang mahal adalah biaya brand, advertising, research and development, dan margin profit suatu perusahaan. Menurut artikel dari time.com, sebuah iPhone 6, versi 16 GB saja biaya produksinya hanya $200 (2 juta). Namun berapa mahal dijual ke konsumen? Nah, OnePlus One menekan harga dengan cara tidak dijual retail, tidak diiklankan dan hanya dipromosikan online, dan tidak mengambil profit selama beberapa tahun (CRAZY! Mereka percaya dengan profit kecil per handphone, lama-lama akan balik modal juga).

Too good to be true? Ya. Namun ini hal nyata! Sayangnya saja, yang bisa membeli handphone ini adalah yang punya undangan untuk membeli. Undangan bisa anda dapatkan dengan cara aktif di komunitas mereka atau dibagi undangan oleh seseorang yang memiliki undangan lebih. Gw sendiri diberikan undangan oleh teman gw. Gw sering mendengar undangan ini sering diperjual belikan. Gw rasa hal ini diciptakan agar HP murah ini tidak disalahgunakan oleh orang licik yang ingin menjualnya secara mahal (diborong habis, lalu dijual mahal karena stock habis dimana-mana).

Anyway gw sebenarnya sudah membeli HP ini sejak Oktober lalu. Namun gw baru bisa dapat barangnya Desember 24 sebab OnePlus sendiri tidak membuka lowongan untuk Indonesia dan mereka tidak mau mengirimkan barang ke Indonesia. Untuk menghemat biaya pengiriman, resiko tertahan di cukai, gw kirimkan ke teman gw yang ada di New Zealand, lalu dibawa kesini saat dia pulang.

Gw merasa HP ini sudah step up lumayan pesat dari Nexus 4 gw. Everything is so smooth dengan processor, RAM, dan internal memory yang lebih besar, layar lebih besar (5.5 inch) dan tajam, speaker tidak dilokasikan di belakang HP seperti HP Android kebanyakan (dumb design anyway),kamera yang sangat bagus, dan yang paling penting bagi gw adalah battery life! Hal yang sangat disayangkan oleh smartphone jaman sekarang adalah kapasitas batrenya yang pas-pasan. HP ini disenjatai dengan batre 3100 mAh dan gw baru merasakan sebuah HP yang batrenya tahan seharian meski gw banyak pakai untuk browsing dengan koneksi H+. Biasanya agar HP bertahan seharian gw harus mengubah koneksi menjadi EDGE karena H+ akan mencincang batre gw dalam hitungan jam saja.

Untuk urusan software juga tidak dilupakan. OnePlus adalah sebuah perusahaan enthusiast juga. Jadi secara stock, mereka gunakan Cyanogen Mod ROM! That is downright an enthusiast move, bukan ROM standar yang bloated seperti Samsung Touchwhiz, dan beberapa ROM standar lainnya. Namun kita tahu ROM third party juga memiliki banyak fitur lebih dibandingkan pure Android namun tetap memiliki peforma yang bagus dan ukuran yang tidak terlalu besar. Sehingga rata-rata enthusiast pasti mengganti ROM mereka menjadi ROM third party.

Everything is good, dan ini adalah HP paling worth it yang pernah gw beli. Don’t worry Nexus 4, you are still golden for your price; terutama kalau beli import, bukan beli di Indonesia. Meski demikian, ada sedikit hal yang gw tetap kurang puas yaitu absennya MicroSD card dan battery yang tidak removable. Gw tahu jaman sekarang SD card dan removable battery adalah hal yang semakin langka. I like to keep it old school, apabila batre mulai rusak dan HP hang, kita bisa cabut saja langsung. Dan actually gw merasa lebih aman dan nyaman dengan MicroSD yang bisa dilepas. Contoh saja saat pertama kali gw dapat HP ini, gw langsung memindahkan isi dari HP lama. Gw baru ingat gw mau unlock bootloader dan root Androidnya.

Proses unlock bootloader mengharuskan kita untuk menghapus semua isi HP. Sedangkan apabila HP yang tidak ada SD card slotnya, artinya semua file disimpan dalam HP, yah… ikut terformat tentunya. Maka gw harus kerja 2x backup file gw. Doesn’t matter anyway, proses ini hanya sekali dan tidak major. So, welcome to my pocket OnePlus One. Gw harapkan kerjasama kita berhasil untuk tahun-tahun kedepan sampai saatnya anda pensiun!

3 Comments

Leave a Reply to yoyi Cancel reply