It is harder than I think

Sekarang, gw sedang belajar membuat theme untuk blog ini. Biasanya, gw menggunakan template yang sudah ada dan hanya mengoptimalkannya di beberapa bagian, namun sekarang gw mau mencoba “getting messy with codes”. Beberapa hari lalu gw mulai membuka handbook Drupal (FYI Drupal adalah nama CMS yang gw pakai) di bagian theming. Dari description, kelihatannya nothing much, tapi saat gw mulai bekerja, gw gak tau apa yang harus gw mulai duluan (LOL).

Theming Drupal requires knowledge about HTML, XHTML, CSS, dan a little bit of PHP. Gw sempat mengurungkan niat gw melihat requirementnya knowledgenya karena gw adalah full-time student, gw gak punya waktu sebanyak itu untuk belajar bahasa markup (HTML, CSS, dan XHTML) dan programming (PHP) karena gw sendiri masih kewalahan dengan subject kuliah gw, yaitu MAT! Serta gw sucks dalam programming. Gw menyerah.

Tapi gw tetap penasaran, Ivan Toar memang selalu begitu! Menyerah tapi tetap penasaran, aneh kan? Jadi meski niat gw gak sebesar awal-awal, gw masih mencari-cari info sedikit demi sedikit tentang Drupal theme developing, gw menemukan suatu relieve bagi beginner yang ingin belajar theming yaitu subtheme. Subtheme adalah fitur di Drupal yang membolehkan kita membuat theme berbasiskan theme lain. Jadi theme kita bisa saja strukturnya sama seperti theme lain, tapi dengan kustomisasi yang kita inginkan, misalnya warna text, background, dan style lainnya. Bahkan sebuah subtheme yang di permak habis bisa saja tampil beda jauh dengan theme basisnya. Dan gw menemukan Zen project.

Zen project adalah theme yang dibuat khusus untuk dijadikan base theme. Jadinya theme ini bener-bener blank, seperti kertas gambar! Terserah sang artis mau mengkreasikannya seperti apa. Zen dapat di custom dengan purely CSS sebab semua programming sudah dikerjakan oleh author theme Zen. So, gw melihat harapan kembali dan gw mulai belajar otodidak CSS secara ekspres.

Leave a Reply