BBBB (Bye-Bye BlackBerry), Hello Android

Melepaskan diri dari BlackBerry bukan sesuatu yang mudah bagi gw. Ada 2 hal yang menjadi penghalang yaitu harga dan peer-pressure. Soal harga, Smartphone lain harganya mahal-mahal, tengok saja iPhone dan Android phone yang kurang lebih harganya 5 juta dan keatas. Memang ada Smartphone Android dari kisaran 2 sampai 4 jutaan namun mereka biasanya tertinggal lebih cepat dalam gempuran flagship berbagai brand dengan ajang adu ototnya (spek dan processing power). Peer-pressure BlackBerry sepertinya bukan masalah di negara lain kecuali Indonesia. Keluarga gw dan kebanyakan teman gw menggunakan BlackBerry sehingga berpindah bisa menyebabkan kesulitan komunikasi. Ada SMS dan telepon serta Instant Messenger, apa susahnya? SMS tidak hemat biaya, telepon juga tidak terlalu hemat biaya plus sedikit annoying apabila sedikit-sedikit menelepon dan Instant Messenger seperti Whatsapp dan Line contohnya, tidak populer dikalangan generasi yang kurang melek IT (kesulitan menginstall dan harus mempelajari cara menggunakannya).

Pada tahun lalu, gw tidak melihat diri gw menenteng HP selain BlackBerry meskipun gw sudah ingin berpindah haluan. Keluarlah Nexus 4. Smartphone Android flagship oleh Google dengan spek terbaru seperti flagship namun dengan harga yang dibanting apabila anda membeli melalui Play Store. Pada saat baru rilis, HP ini dijual $350 dan belum masuk Indonesia. Rumornya akan keluar di Indonesia seharga 5.5 juta dan ternyata benar begitu harganya. Gw kebetulan memiliki kakak yang tinggal di Amerika sana, jadi membeli lewat Play Store adalah sesuatu yang memungkinkan. Soal harga lewat, lalu tahap berikutnya adalah peer-pressure. Gw harus meminta persetujuan dulu dengan orang tua kalau gw mau meninggalkan dunia Blackberry. “Meski punya uang bukan berarti boleh seenaknya”, begitulah kutipan dari bokap gw. Maka meminta persetujuan adalah WAJIB hukumnya.

Mendengar harganya beda nyaris 2/3 dari harga rilis Indonesia, bokap gw langsung setuju dan membolehkan mengganti. Dengan catatan mereka dapat mengkontek gw secara low cost seperti biasanya. Gw yakinkan mereka bisa, dan gw langsung installkan Whatsapp pada handphone mereka dan mengajari mereka cara menggunakannya. Semua berjalan lancar dan begitu lah kurang lebih ceritanya mengapa gw bisa meninggalkan dunia BlackBerry. Bahkan sekarang nyokap gw sudah berpikir untuk mengganti ke Smartphone lain karena dia mendengar cerita dari rekannya yang telah bahagia menggunakan Smartphone lain.

Now I’m happily using my rooted Android with unlocked bootloader, custom kernel and ROM. It’s awesome.

Leave a Reply