Beginning of the Last

Gak biasanya gw menulis seperti ini tapi gw benar-benar berharap 2013 ini adalah bukan tahun yang buruk buat gw. Ya, tahun ini sungguh menegangkan. Apabila semua berjalan dengan lancar, gw akan lulus dari kuliah pertengahan tahun ini, menyandang gelar Bachelor alias S1, dan siap mencari kerja. Di tahun ini adalah pembuktian apakah gw adalah sebuah manusia yang berguna dan mandiri atau hanya manusia yang merepotkan orangtuanya saja. Gw belum memiliki rencana sama sekali setelah gw lulus, mau kerja apa belum tahu dan yang gw ada di pikiran hanyalah mencari kerja di negara ini. Yes, even though I’m not fond of this country, it is the logical choice. If you blow dollars, better be paid by dollars. Tapi gw gak berencana untuk selamanya disini, I’m going back home someday.

Tahun ini gw kembali ke Singapur beberapa hari yang lalu setelah liburan 2 bulan di kampung halaman. Selalu ada rasa tidak ingin kembali ke Singapore apabila gw sudah menyentuh tanah air (beda cerita waktu gw ke Amerika, gw tidak pingin pulang). Berbagai urusan menumpuk saat gw kembali ke Singapore. Membayar uang kuliah, mengambil paket dan membayar pajak paket, mengurusi router yang lemah syahwat, beres-beres kamar, cucian, serta 3 hari yang lalu AC gw kembali ngerjain gw. Setelah diperiksa kompresornya rusak lagi. Padahal baru diganti tahun lalu dan total biayanya $450 setelah nego. Untung owner rumah gw berbaik hati dan dia mau menanggung biayanya.

Soal router, internet di kos gw telah di upgrade menjadi Fiber Optic. Yay to fast connection!

Fiber Optic Speed Test

But nay to weak modem and unstable connection. Koneksi ini bener-bener labilnya bisa mengalahkan cewe yang sedang PMS. Kadang gw tes bisa dapat 50 Mbps/20 Mbps, tapi gw tes lagi bisa turun ke 20 Mbps/10 Mbps bahkan kadang sampai ke 10 Mbps/3 Mbps. Lalu signal router gratisan yang diberikan oleh provider gw sangatlah lemah. Awalnya owner gw dan salah satu housemate gw insist untuk membeli router baru, namun setelah banyak nego, owner kita membolehkan kita menarik kabel panjang untuk memindahkan letak router ini. Solusi simple tapi awalnya sang owner bersikeras tidak mau karena dia takut rumahnya berantakan dengan kabel. Maklum, dia seorang lulusan interior design.

Daaaan, gw sudah lepas dari Blackberry plague. Gw telah mengambil dan memakai Nexus 4 gw sekarang. Rasanya benar-benar dunia yang berbeda dari Blackberry yang lambat dan oon. Gw sebenarnya suka dengan konsep Blackberry, fitur BBMnya sangat addicting dan memudahkan orang untuk berkomunikasi secara murah, namun konsep bagus, eksekusi buruk. Handset Blackberry lambat dan kurang up to date dengan teknologi serta preferensi konsumen jaman sekarang. Anehnya di Indonesia saja HP ini masih terus booming dan booming. I’ve made my choice. Yang gw rindukan dari BB hanyalah keyboard fisiknya saja. Selebihnya Whatsapp kurang lebih bisa memenuhi kebutuhan komunikasi gw, serta Viber is the shit! Free calls dengan mobile data tanpa harus menyalakan Wifi. BBM Voice bukan tantangan.

Bulan depan gw berpikir untuk mengganti carrier mobile gw. Setelah 2 tahun menggunakan StarHub, gw sudah habis kesabaran dengan koneksinya yang lambat dan timeout terus. Gw yakin waktu yang gw habiskan untuk merefresh page dan retry download telah melampaui waktu browsing gw. Pilihan hanya Singtel dan M1 sekarang meski teman-teman generally mendukung M1

Categories: Life

Leave a Reply